TUGAS KEPERAWATAN THT
BENDA
ASING DI LIANG TELINGA
Disusun
Oleh :
1.
Ibranu Asfuri 2.11.045
PRODI
D III KEPERAWATAN
STIKES
TELOGOREJO SEMARANG
2013
BENDA ASING DI LIANG TELINGA
A.
KONSEP DASAR
1. Pengertian
Benda asing di liang telinga (
Corpus Alienum ) adalah benda asing yang di temukan di liang telinga bervariasi
sekali. Bisa berupa benda mati ataupun benda hidup, binatang, komponen
tumbuh-tumbuhan atau mineral.
Ø Pada anak kecil sering ditemukan
kacang hijau, manic-manik, dll.
Ø Pada orang dewasa yang relative
sering adalah kapas catton bud yang tertinggal, potongan korek api, patahan
pensil, kadang-kadang ditemukan serangga kecil seperti kecoa, semut dan nyamuk.
Usaha mengeluarkan benda asing
sering kali akan lebih mendorongnya lebih kedalam liang telinga. Mengeluarkan
benda asing harus lebih hati-hati. Bila kurang hati-hati atau bila pasien tidak
kooperatif, beresiko trauma yang merusak membrane timpani atau struktur telinga
tengah. Anak harus dipegang sedemikian rupa sehingga tubuh dan kepala tidak
dapat bergerak bebas. Bila benda asing yang masih hidup seperti binatang
serangga, binatang di liang telinga harus dimatikan dengan memasukkan tampon
basah ke liang telinga lalu meneteskan cairan (misalnya larutan revanol atau
obaat anestesi local) lebih kurang di tunggu selama 10 menit, setelah binatang
telah pasti mati, Dikeluarkan secara hati-hati dengan pinset atau di irigasi
dengan air bersih yang hangat. Pastikan juga tidak di dapatkan serpihan badan
binatang yang tertinggal pada proses pengeluaran benda asing tersebut karena
dapat dikawatirkan terjadinya resiko infeksi pada liang telinga luar ataupun
tengah. Bila terjadi infeksi biasanya ditandai dengan tanda-tanda inflamasi
atau peradangan berupa demam sehingga suhu tubuh pasien bertambah panas. Benda
asing yang besar dapat ditarik dengan pengait serumen.
Benda asing merupakan benda yang
berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak
ada. Telinga sering kemasukan benda asing. Kadang-kadang benda dapat masuk.
Bila kemasukan benda asing di telinga, tentu saja terjadi penurunan
pendengaran. Terkadang benda asing dapat masuk tanpa sengaja ke dalam telinga
orang dewasa yang mencoba membersihkan kanalis eksternus atau mengurangi gatal
atau dengan sengaja anak-anak memasukkan benda tersebut ke dalam telinganya
sendiri. Namun, terkadang sering dianggap enteng oleh setiap orang. Pada anak,
anak tak melaporkan keluhannya sebelumtimbul keluhan nyeri akibat infeksi di
telinga tersebut, lama-lama telinganya berbau. Jika hal ini terjadi, orang tua
patut mencurigainya sebagai akibat kemasukan benda asing. Jangan menanganinya
sendiri karena bisa-bisa benda yang masuk malah melesak ke dalam karena anatomi
liang telinga yang berlekuk. Di telinga banyak terdapat saraf-saraf dan bisa
terjadi luka. Benda yang masuk biasanya hanya bisa dikeluarkan oleh dokter
THTdengan menggunakan peralatan dan keahlian khusus.
2.
Etiologi
Ada beberapa faktor yang dapat
menyebabkan benda asing diliangtelinga yaitu
·
Faktor
kesengajaan, terjadi pada anak-anak balita.
·
Faktor
kecerobohan sering terjadi pada orang dewasa sewaktu menggunakan alat alat
pembersih telinga misalnya kapas, tangkai korek api atau lidi yang tertinggal
di dalam telinga.
·
faktor kebetulan terjadi tanpa sengaja dimana
benda asing masuk ke dalam telinga contoh masuknya serangga, kecoa, lalat dan nyamuk.
Berikut
beberapa benda asing yang sering masuk ke telinga dan penangangan pertama
yang bisa dilakukan:
a.
Air
Sering kali saat kita heboh mandi, berenang dan keramas,
membuat air masuk ke dalam telinga. Jika telinga dalam keadaan bersih,
air bisa keluar dengan sendirinya. Tetapi jika di dalam telinga kita
ada kotoran, air justru bisa membuat benda lain di sekitarnya menjadi mengembang
dan air sendiri menjadi terperangkap di dalamnya.Segera kunjungi dokter THT untuk
membersihkan kotoran telinga yang ada.
b.
Cotton Buds
Cotton buds tidak di anjurkan secara medis untuk
membersihkantelinga. Selain kapas bisa tertinggal di dalam telinga, bahaya lainnya
adalah dapat menusuk selaput gendang bila tidak hati-hati menggunakannya.
c.
Benda-benda kecil
Anak-anak kecil sering tidak sengaja memasukkan sesuatu
kedalam telinganya. Misalnya, manik-manik mainan. Jika terjadi,segera bawa ke
dokter THT. Jangan coba-coba mengeluarkannyasendiri, karena bisa menimbulkan
masalah baru. Di ruang praktek,dokter mempunyai alat khusus untuk mengeluarkan
benda tersebut.
d.
Serangga
Bila telinga sampai kemasukan semut, berarti ada yang salah dengan
bagian dalam telinga. Pada prinsipnya, telinga punya mekanisme sendiri yang
dapat menghambat binatang seperti semut untuk tidak masuk ke dalam.
3. Manifestasi
Klinis
Efek dari masuknya benda asing
tersebut ke dalam telinga dapat berkisar di tanpa gejala sampai dengan
gejala nyeri berat daya penurunan pendengaran.
· Merasa tidak enak ditelinga
Karena benda asing yang masuk pada telinga, tentu saja
membuat telinga merasa tidak enak, dan banyak orang yang malah membersihkan
telinganya, padahal membersihkan akan mendoraong benda asing yang mauk kedalam
menjadi masuk lagi.
· Tersumbat
Karena terdapat benda asing yang masuk kedalam liang
telinga,tentu saja membuat telinga terasa tersumbat.
· Pendengaran terganggu
Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran.
Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak kemungkinan gendang mengalami
robekan. Perforasi membrane timpani serta keutuhan dan mobilitas system
penghantaran suara ke telinga tengah.
· Rasa nyeri pada telinga, nyari dapat
berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran secret,
terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan
abses otak. Nyari merupakan tanda berkembang komplikasi telinga akibat benda
asing.perforasi membran timpani serta
keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah.• Rasa
nyeri telinga / otalgia Nyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi
akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya durameter atau dinding
sinuslateralis, atau ancaman pembentukan abses otak. Nyeri merupakantanda berkembang
komplikasi telinga akibat benda asing.• Pada inspeksi telinga akan terdapat
benda asing4. PatofisiologiBenda asing yang masuk ke telinga biasanya
disebabkan oleh beberapa factor antara lain pada anak – anak yaitu
factor kesengajaan dari anak tersebut , factor kecerobohan
misalnyamenggunakan alat-alat pembersih telinga pada orang dewasaseperti kapas,
korek api ataupun lidi serta factor kebetulan yangtidak disengaja seperti
kemasukan air, serangga lalat , nyamuk dll.Masukknya benda asing ke dalam telinga
yaitu ke bagian kanalisaudiotorius eksternus akan menimbulkan perasaaan
tersumbat padatelinga, sehingga klien akan berusaha mengeluarkan benda
asingtersebut. Namun, tindakan yang klien lakukan untuk mengeluarkan benda
asing tersebut sering kali berakibat semakin terdorongnya benda asinr ke
bagian tulang kanalis eksternus sehinggamenyebabkan laserasi kulit dan melukai
membrane timpani. Akibatdari laserasi kulit dan lukanya membrane timpanai,
akanmenyebabkan gangguan pendengaran , rasa nyeri telinga/ otalgiadan
kemungkinan adanya risiko terjadinya infeks5.
Pada inspeksi telinga akan terdapat
benda asing
4. Pathofisiologi
Benda asing yang masuk ke telinga
biasanya disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, pada anak-anak yaitu
faktor kesengajaan dari anak tersebut. Faktor kecerobohan misalnya menggunakan
alat-alat pembersih telinga pada orang dewasa seperti kapas, korek api ataupun
lidi, serta faktor kebetulan yang tidak disengaja seperti kemasukan air,
serangga lalat, nyamuk, dll.
Masuknya benda asing ke dalam
telinga yaitu ke bagian kanalisaudiotorius eksternus akan menimbulkan perasaan
tersumbat pada telinga, sehingga klien akan berusaha mengeluarkan benda asing
tersebut. Namun tindakan yang klien lakukan untuk mengeluarkan benda asing
tersebut. Sering kali berakibat semakin terdorongnya benda asing ke bagian
tulang kanalis eksternus sehingga menyebabkan laserasi kulit dan melukai
membrane timpani. Akibat dari laserasi kulit dan lukanya membrane timpani, akan
menyebabkan gangguan pendengaran, rasa nyeri pada telinga atau kemungkinan
adanya resiko terjadinya infeksi.
5. Pemeriksaan
Penunjang
a.
Pemeriksaan dengan otoskopik
Caranya :
ü bersihkan serumen
ü lihat kanalis dan membrane timpani
interpretasi
ü warna kemerahan, bau busuk dan
bengkak, menandakan adanya infeksi.
ü
Warna kebiruan dan kerucut menandakan
adanya tumpukan darah dibelakang gendang.
ü Kemungkinan gendang mengalami
robekan.
b.
Pemeriksaan ketajaman test penyaringan
sederhana
ü lepaskan semua alat bantu dengar
ü uji satu telinga secara bergiliran
dengan cara tutup salah satu telinga
ü berdirilah dengan jarak 30cm
ü tarik nafas dan bisikkan angka
secara acak (tutup mulut)
ü untuk nada frekuensi tinggi lakukan
dengan suara jernih
Uji
ketajaman dengan Garpu Tala Uji Weber
ü menguji hantaran tulang (tuli
konduksi)
ü pegang tangkai garpu tala, pukulkan
pada telapak tangan
ü letakkan tangkai garpu tala pada
puncak kepala pasien
ü tanyakan pada pasien, letak suara
dan sisi paling keras
Interpretasi
o
Normal
suara terdengar seimbang (suara terpusat pada tengah kepala)
o
Tuli
kondusif : suara akan lebih jelas pada bagian yang sakit (obstruksi
otosklerosis,OM) akan menghambat ruang hampa.
o
Tuli
sensori neural : suara lateralisasi ke bagian telinga yang lebih baik.
c.
Uji
rine
ü membandingkan konduksi udara dan
tulang
ü pegang garpu tala, pukulkan pada
telapak tangan
ü sentuhkan garpu tala pada tulang
prosesus mastoid, apabila bunyi tidak terdengar lagi pindahkan ke depan lubang
telinga (2cm)
ü tanyakan pasien kapan suara tak
terdengar (hitungan detik)
ü ulangi pada telinga berikutnya
interpretasi
o
Normal
: terdengar terus suara garpu tala
o
Klien
dengan tuli kondusif udara : mendengar garpu tala lebih jelas melalui konduksi
tulang (rinne negative)
6. Penatalaksanaan
·
Ekstrasi
benda asing dengan menggunakan pengait atau pinsetatau alligator (khususnya
gabah). Pada anak yang tidak kooperatif,sebaiknya dikeluarkan dalam narcose
umum, agar tidak terjadi komplikasi pada membrane timapani.
·
Bila
benda asing berupa binatang atau serangga yang hidup, harus dimatikan dulu
dengan meneteskan pantokain,xylokain,minyak atau alcohol kemudian dijepit
dengan pinset.Usaha pengeluaran harus dilakukan dengan hati- hati biasanya
dijepit dengan pinset dan ditarik keluar. Bila pasien tidak kooperatif dan
beresiko merusak gendang telinga atau struktur-struktur telinga tengah, maka
sebaiknya dilakukan anastesi sebelum dilakukan penatalaksanaan. Jika benda
asing serangga yang masih hidup, harus dimatikan terlebih dahulu dengan
meneteskan larutan pantokain, alcohol,rivanol atau minyak. Kemudian benda asing
dikait dengan pinset atau klem dan ditarik keluar. Setelah benda asing keluar,
liangtelinga dibersihkan dengan larutan betadin. Bila ada laserasi liang
telinga diberikan antibiotik ampisilin selama 3 hari dan analgetik jika
perlu. Benda asing seperti kertas, busa, bunga, kapas, dijepit
dengan pinset dan ditarik keluar. Benda asing yang licin dan keras seperti
batu, manik-manik, biji- bijian pada anak yang tidak kooperatif dilakukan
dengan narkose. Dengan memakai lampu kepala yang sinarnya terang lalu
dikeluarkan dengan pengait secara hati-hati karena dapat menyebabkan trauma
pada membran timpani.Pengambilan benda asing dari kanalis audiotorius eksternus
merupakan tantangan bagi petugas perawatan kesehatan. Banyak benda
asing (misalnya : kerikil, mainan, manik-manik, penghapus)dapat diambil dengan
irigasi kecuali ada riwayat perforasi lubang membrana timpani. Benda asing
dapat terdorong secara lengkap ke bagian tulang kanalis yang menyebabkan
laserasi kulit dan melubangi membran timpani pada anak kecil atau pada kasus
ekstraksi yang sulit pada orang dewasa. Pengambilan benda asing harus dilakukan
dengan anatesia umum di kamar operasi.
7. ASUHAN
KEPERAWATAN
1. Pengkajian.
Riwayat
masuknya benda asing pada telinga
a. Tanyakan kepada klien mengenai
proses terjadinya peristiwa benda asing masuk ke telinga, apa jenis benda asing
yang masuk apakah itu serangga, manik-manik, kerikil dll, tindakan yang sudah dilakukan
di rumah.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama saat MRS Penderita
biasanya mengeluhkan pendengarannya mulai menurun,nyeri, rasa tidak enak
ditelinga.
2) Riwayat kesehatan masa laluRiwayat
kesehtan masa lalu yang berhubungan dengan gangguan pendengaran karena
benda asing adalah kebiasaan dan kecerobohan membersihkan telinga yang tidak benar
.
3) Riwayat kesehatan keluarga Meliputi
penggambaran lengkap masalah telinga, termasuk infeksi,otalgia, otorea,
kehilangan pendengaran. Data dikumpulkan mengenai durasi dan intensitas
masalahnya, penyebabnya dan penanganan sebelumnya.
4) Pemeriksaan Fisik Inspeksi
Inspeksi daun telingaCaranya:
·
Dewasa:
ditarik keatas-kebelakang
·
Anak:
Kebelakang
·
Bayi:
kebawah
Diperhatikan:
Posisi
Warna
Ukuran
Bentuk
Kesimetrisan
Seluruh
permukaan dan lateral
2.
Diagnosa
keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
biologis,fisik,kimia.
2. Gangguan sensori persepsi (auditor) berhubungan
denganperubahan sensori perseptic.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan laserasi kulit dan
trouma membran timpanid.
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya
informasi tentang penyakit pengobatan.
3.
Intervensi keperawatan
Perencanaan keperawatan Diagnosa
Keperawatan
Ø Tujuan intervensi rasional nyeri akut berhubungan dengan
agen cedera biologis, fisik ,kimia.Setelah diberikan tindakan keperawatan rasa
nyeri pasien dapat berkurang.
Ø KH : Melaporkan nyeri berkurang atau terkontrol atau
Menunjukkan ekspresi wajah atau postur tubuh rileks.
1. Observasi keluhan nyeri,perhatikan lokasi atau karakter
danintensitas skala nyeri (0-10)
2. Ajarkan tehnik relaksasi progresif,nafas dalam guided
imagery.
3. Kolaborasi : Berikan obat analgetik sesuai indikasi.
Dapat mengidentifikasi terjadinya komplikasi dan untuk intervensi selanjutnya.
4. Membantu klien untuk mengurangi persepsi nyeri atau
mengalihkan perhatian klien dari nyeri.
5. Anjurkan pasien dan kluarga untuk mematuhi program terapi
yang diberikan.
6. Mengetahui tingkat ketajaman pendengaran pasien dan untuk
menentukan intervensi selanjutnya.
7. Membantu untuk menghindari masukan sensori pendengaran
yang berlebihan dengan mengutamakan kualitas tenang.pertahankan tehnik aseptik
dalam melakukan tindakan.
8. Kolaborasi : berikan antibiotika infeksi (
kalor,dolor,rubor,tumor dan fungsionalisa)
B.
a.
Pemeriksaan dengan Otoskopik Caranya :- Bersihkan serumen- Lihat kanalis
dan membran timpaniInterpretasi :- Warna kemerahan, bau busuk dan bengkak
menandakan adanyainfeksi- Warna kebiruan dan kerucut menandakan adanya tumpukan
darahdibelakang gendang.
PATHWAY
• Lakukan penarikan
terhadap lobus lunak bagian bawah.2. Diagnosa Keperawatana. Nyeri akut b.d.
agen cedera biologis, fisik ,kimia b. Gangguan sensori persepsi (auditori)
b.d. perubahan sensori persepsic. Risiko infeksi b.d. laserasi kulit dan
trauma membran timpanid. Kurang pengetahuan b.d.kurang terpaparnya informasi
tentang penyakit, pengobatan,. Perencanaan KeperawatanDiagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional Nyeri akut b.d. agen cedera biologis, fisik ,
kimiaSetelah diberikan tindakan keperawatan rasa nyeri pasien
dapat berkurang, KH:- Melaporkan nyeri berkurang/ terkontrol.- Menunjukkan
ekspresi wajah/ postur tubuh rileks.1. Observasi keluhan nyeri, perhatikan
lokasi atau karakter danintensitas skala nyeri (0-10 )2. Ajarkan tehnik
relaksasi progresif, nafas dalam guided imagery.3. Kolaborasi: Berikan obat
analgetik sesuai indikasi1. Dapat mengidentifikasi terjadinya komplikasi dan
untuk intervensi selanjutnya.2. Membantu klien untuk mengurangi persepsi
nyeri ataumangalihkan perhatian klien dari nyeri.3. Membantu mengurangi
nyeriGangguan sensori persepsi (auditori) b.d. perubahan
sensori persepsiSetelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan
ketajaman pendengaran pasien meningkat, KH:- Pasien dapat mendengar
dengan baik tanpa alat bantu pendengaran, mampu menentukan letak suara dan
sisi paling kerasdari garputala, membedakan suara jam dengan gesekan tangan-
Pasien tidak meminta mengulang setiap pertanyaan yang diajukankepadanya1.
Observasi ketajaman pendengaran, catat apakah kedua telingaterlibat2. Berikan lingkungan
yang tenang dan tidak kacau , jika
Respon untuk
mengeluarkan benda asing
|
|
DAFTAR PUSTAKA
Doenges,
E, Marilynn, Mary Frances Moorhause, Alice C. Geissler. 2002. Rencana Asuhan
Keperawatan. (Edisi 3). EGC, Jakarta.
Price,
A, Sylvia & Lorraine M. Willson. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit. (Edisi 4). EGC, Jakarta
Toni
Ashadi, (2006). Syok Hipovolemik. (online). Http:// www. Medicastore.
Com/med/.detail-pyk. Phd?id. (diakses 12 Desember 2006).