Senin, 08 April 2013



IMUNISASI CAMPAK

A.     PENGERTIAN
Campak atau morbili adalah suatu penyakit infeksi saluran pernapasan atas yang disebabkan oleh virus morbili (paramiksovirus) yang bersifat akut dan menular.
Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak. imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat anak berumur 9 bulan atau lebih.
Imunisasi campak adalah Imunisasi diberikan pada bayi untuk menghasilkan kekebalan tubuh bayi. Secara medis, bayi usia 1 tahun yang mendapat imunisasi akan memperoleh kekebalan terhadap penyakit campak dibanding dengan bayi yang tidak mendapatkan imunisasi.

B.       PENYEBAB
       Penyebabnya sejenis virus yang tergolong dalam family Paramixovirus, yaitu genus virus morbili yang terdapat dalam secret nasofaring dan darah selama prodormal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Cara penularannya adalah dengan droplet dan kontak langsung.

C.       JARINGAN YANG DISERANG
Jaringan yang biasanya diserang pada virus morbili adalah pada selaput lendir seperti selaput lendir pada mata, hidung, dan mulut. Selaput lendir ini biasanya yang pertama kali diserang oleh virus morbili / campak kemudian bagian lapisan kulit yamg diserang.

D.      VAKSIN
Vaksin Campak merupakan  vaksin virus hidup yang dilemahkan. Vaksin ini berbentuk vaksin beku kering yang harus dilarutkan dengan aquabidest steril. Vaksin Campak Tahun 1963 dibuat dua jenis vaksin campak :


1. Vaksin yang berasal dari virus campak yang hidup dan dilemahkan, jangan terkena
    sinar matahari.
2. Vaksin yang berasal dari virus campak yang dimatikan (virus campak yang berada
    dalam larutan formalin yang dicampur dengan garam alumunium).

• Tiap 0,5 ml mengandung 1000 u virus strain CAM 70, 100 mcg kanamisin, 30 mg
  eritromisin.
E.     CARA PEMBERIAN
       Pemberian diberikan pada umur 9 bulan ketika antibodi maternal (antibodi anti campak milik Ibu yang masuk ke bayi ketika masih dalam kandungan) sudah hilang.
Imunisasi campak yang kedua diberikan lagi ketika anak masuk SD atau usia anak 6 tahun. Imunisasi campak diberikan secara subcutan, Walaupun demikian dapat diberikan secara intramuscular. Sebelum disuntikkan vaksin Campak terlebih dahulu harus dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut aquabidest. Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan atas, pada usia 9-11 bulan. Dan ulangan (booster) pada usia 6-7 tahun (kelas 1 SD) setelah  cath-up campaign Campak pada anak Sekolah Dasar kelas 1-6. Vaksin campak yang sudah dilarutkan hanya  boleh digunakan maksimum 6 jam.

F.     JADWAL PEMBERIAN
Jadwal pemberian campak pada bayi umur 9-11 bulan, Imunisasi ulangan diberikan pada saat anak masuk sekolah usia 6-7 tahun dalam program BIAS. Reaksi KIPI, demam >39,5 C, biasanya setelah hari ke 5-6 dan berlangsung selama 2 hari. Ruam timbul pada hari ke 7-10 dan berlangsung selama 2-4 hari.
Description: IMUNISASI dan Jadwal Imunisasi Terbaru 2011-2012 Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia

  G.  TARGET PEMBERIAN
    Imunisasi diberikan pada bayi untuk menghasilkan kekebalan tubuh bayi. Secara medis, bayi usia 1 tahun yang mendapat imunisasi akan memperoleh kekebalan terhadap penyakit campak dibanding dengan bayi yang tidak mendapatkan imunisasi.

H.  CARA KERJA
      Adapaun cara kerja imunisasi campak biasanya dengan cara menyuntikkan atau meneteskan vaksin ke dalam tubuh bayi. Vaksin yang di berikan ini sebetulnya adalah sejenis kuman atau bakteri yang telah di lemahkan. Ketika, kuman tersebut masuk ke dalam tubuh bayi, maka bayi akan bereaksi dengan membentuk antibodi sendiri untuk melawan kuman tersebut. Jadi dengan di beri imunisasi, sebetulnya adalah memacu sistem tubuh bayi untuk memproduksi kekebalan tubuhnya, sehingga, ketika suatu saat nanti bayi benar-benar terserang oleh kuman yang sebenarnya, tubuh bayi telah memiliki antibodi untuk melawannya.

I.     EFEK SAMPING
Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi. Terjadinya Encephalitis  setelah  vaksinasi  pernah  dilaporkan  yaitu  dengan perbandingan 1 kasus per 1 juta dosis yang diberikan.

J.    KONTRA INDIKASI
Terdapat beberapa kontraindikasi yang berkaitan dengan pemberian vaksin campak. Walaupun berlawanan penting untuk mengimunisasi anak yang mengalami malnutrisi. Demam ringan, infeksi ringan pada saluran nafas atau diare, dan beberapa penyakit ringan lainnya jangan dikategorikan sebagai kontraindikasi. Kontraindikasi terjadi bagi individu yang diketahui alergi berat terhadap kanamycin dan  erithromycin. Karena efek vaksin virus campak hidup terhadap janin  belum diketahui, maka wanita hamil termasuk kontraindikasi.

Individu Pengidap Virus Hiv (Human Immunodefficiency Virus). Vaksin Campak kontraindikasi terhadap individu-individu yang mengidap penyakit immune deficiency atau individu yang diduga menderita gangguan respon imun karena leukimia, lymphoma atau generalized malignancy. Bagaimanapun penderita HIV, baik yang disertai gejala ataupun tanpa gejala harus diimunisasi vaksin campak sesuai  jadual yang ditentukan
( Dinkes Prov Jatim, 2005 ).

K.   CARA PENYIMPANAN
      Vaksin Campak beku-kering harus disimpan pada suhu dibawah 8ºC (kalau memungkinkan di bawah 0ºC) sampai ketika vaksin akan digunakan. Tingkat stabilitas akan lebih baik jika vaksin (bukan pelarut) disimpan pada suhu-20ºC. Pelarut tidak boleh dibekukan tetapi disimpan pada kondisi sejuk sampai dengan ketika akan digunakan. Vaksin harus terlindung dari sinar matahari.
                                                                                                                                     


DAFTAR PUSTAKA
Maryunani, Anik. 2010.  Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media
Supartini, Yupi. 2002. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC









                    
Description: http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/50289_80117742211_2024309_n.jpg

TUGAS KEPERAWATAN ANAK 1
IMUNISASI CAMPAK
Disusun Oleh :
Kelompok  IV
1.       Fitria Nida                          2.11.036
2.       Ibranu Asfuri                     2.11.045
3.      Ina Tricahyani                    2.11.050
4.       Lia Anggraeni                     2.11.059
5.       Ninda Suci                         2.11.069
6.       Quen Nur                           2.11.078
7.       Rocha Ananda                             2.11.084
8.       Rudiyanto                          2.11.087
9.       Septina Elly                       2.11.091
10.  Siti Zulaikah                       2.11.097



PRODI D III KEPERAWATAN
STIKES TELOGOREJO SEMARANG
2013



Description: http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/50289_80117742211_2024309_n.jpg

TUGAS KEPERAWATAN THT
BENDA ASING DI LIANG TELINGA

Disusun Oleh :

 

1.    Ibranu Asfuri                           2.11.045





PRODI D III KEPERAWATAN
STIKES TELOGOREJO SEMARANG
2013
BENDA ASING DI LIANG TELINGA

A.      KONSEP DASAR
1.      Pengertian
Benda asing di liang telinga ( Corpus Alienum ) adalah benda asing yang di temukan di liang telinga bervariasi sekali. Bisa berupa benda mati ataupun benda hidup, binatang, komponen tumbuh-tumbuhan atau mineral.
Ø  Pada anak kecil sering ditemukan kacang hijau, manic-manik, dll.
Ø  Pada orang dewasa yang relative sering adalah kapas catton bud yang tertinggal, potongan korek api, patahan pensil, kadang-kadang ditemukan serangga kecil seperti kecoa, semut dan nyamuk.
Usaha mengeluarkan benda asing sering kali akan lebih mendorongnya lebih kedalam liang telinga. Mengeluarkan benda asing harus lebih hati-hati. Bila kurang hati-hati atau bila pasien tidak kooperatif, beresiko trauma yang merusak membrane timpani atau struktur telinga tengah. Anak harus dipegang sedemikian rupa sehingga tubuh dan kepala tidak dapat bergerak bebas. Bila benda asing yang masih hidup seperti binatang serangga, binatang di liang telinga harus dimatikan dengan memasukkan tampon basah ke liang telinga lalu meneteskan cairan (misalnya larutan revanol atau obaat anestesi local) lebih kurang di tunggu selama 10 menit, setelah binatang telah pasti mati, Dikeluarkan secara hati-hati dengan pinset atau di irigasi dengan air bersih yang hangat. Pastikan juga tidak di dapatkan serpihan badan binatang yang tertinggal pada proses pengeluaran benda asing tersebut karena dapat dikawatirkan terjadinya resiko infeksi pada liang telinga luar ataupun tengah. Bila terjadi infeksi biasanya ditandai dengan tanda-tanda inflamasi atau peradangan berupa demam sehingga suhu tubuh pasien bertambah panas. Benda asing yang besar dapat ditarik dengan pengait serumen.
Benda asing merupakan benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada. Telinga sering kemasukan benda asing. Kadang-kadang benda dapat masuk. Bila kemasukan benda asing di telinga, tentu saja terjadi penurunan pendengaran. Terkadang benda asing dapat masuk tanpa sengaja ke dalam telinga orang dewasa yang mencoba membersihkan kanalis eksternus atau mengurangi gatal atau dengan sengaja anak-anak memasukkan benda tersebut ke dalam telinganya sendiri. Namun, terkadang sering dianggap enteng oleh setiap orang. Pada anak, anak tak melaporkan keluhannya sebelumtimbul keluhan nyeri akibat infeksi di telinga tersebut, lama-lama telinganya berbau. Jika hal ini terjadi, orang tua patut mencurigainya sebagai akibat kemasukan benda asing. Jangan menanganinya sendiri karena bisa-bisa benda yang masuk malah melesak ke dalam karena anatomi liang telinga yang berlekuk. Di telinga banyak terdapat saraf-saraf dan bisa terjadi luka. Benda yang masuk biasanya hanya bisa dikeluarkan oleh dokter THTdengan menggunakan peralatan dan keahlian khusus.

2.      Etiologi
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan benda asing diliangtelinga yaitu
·         Faktor kesengajaan, terjadi pada anak-anak balita.
·         Faktor kecerobohan sering terjadi pada orang dewasa sewaktu menggunakan alat alat pembersih telinga misalnya kapas, tangkai korek api atau lidi yang tertinggal di dalam telinga.
·          faktor kebetulan terjadi tanpa sengaja dimana benda asing masuk ke dalam telinga contoh masuknya serangga, kecoa, lalat dan nyamuk.

Berikut beberapa benda asing yang sering masuk ke telinga dan penangangan pertama yang bisa dilakukan:
a.      Air
Sering kali saat kita heboh mandi, berenang dan keramas, membuat air masuk ke dalam telinga. Jika telinga dalam keadaan bersih, air  bisa keluar dengan sendirinya. Tetapi jika di dalam telinga kita ada kotoran, air justru bisa membuat benda lain di sekitarnya menjadi mengembang dan air sendiri menjadi terperangkap di dalamnya.Segera kunjungi dokter THT untuk membersihkan kotoran telinga yang ada.
b.      Cotton Buds
Cotton buds tidak di anjurkan secara medis untuk membersihkantelinga. Selain kapas bisa tertinggal di dalam telinga, bahaya lainnya adalah dapat menusuk selaput gendang bila tidak hati-hati menggunakannya.
c.        Benda-benda kecil
Anak-anak kecil sering tidak sengaja memasukkan sesuatu kedalam telinganya. Misalnya, manik-manik mainan. Jika terjadi,segera bawa ke dokter THT. Jangan coba-coba mengeluarkannyasendiri, karena bisa menimbulkan masalah baru. Di ruang praktek,dokter mempunyai alat khusus untuk mengeluarkan benda tersebut.
d.       Serangga
Bila telinga sampai kemasukan semut, berarti ada yang salah dengan bagian dalam telinga. Pada prinsipnya, telinga punya mekanisme sendiri yang dapat menghambat binatang seperti semut untuk tidak masuk ke dalam.


3.      Manifestasi Klinis
Efek dari masuknya benda asing tersebut ke dalam telinga dapat berkisar di tanpa gejala sampai dengan gejala nyeri berat daya penurunan pendengaran.
·      Merasa tidak enak ditelinga
Karena benda asing yang masuk pada telinga, tentu saja membuat telinga merasa tidak enak, dan banyak orang yang malah membersihkan telinganya, padahal membersihkan akan mendoraong benda asing yang mauk kedalam menjadi masuk lagi.
·      Tersumbat
Karena terdapat benda asing yang masuk kedalam liang telinga,tentu saja membuat telinga terasa tersumbat.
·      Pendengaran terganggu
Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak kemungkinan gendang mengalami robekan. Perforasi membrane timpani serta keutuhan dan mobilitas system penghantaran suara ke telinga tengah.
·      Rasa nyeri pada telinga, nyari dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran secret, terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak. Nyari merupakan tanda berkembang komplikasi telinga akibat benda asing.perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah.• Rasa nyeri telinga / otalgia Nyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya durameter atau dinding sinuslateralis, atau ancaman pembentukan abses otak. Nyeri merupakantanda berkembang komplikasi telinga akibat benda asing.• Pada inspeksi telinga akan terdapat benda asing4. PatofisiologiBenda asing yang masuk ke telinga biasanya disebabkan oleh beberapa factor antara lain pada anak – anak yaitu factor kesengajaan dari anak tersebut , factor kecerobohan misalnyamenggunakan alat-alat pembersih telinga pada orang dewasaseperti kapas, korek api ataupun lidi serta factor kebetulan yangtidak disengaja seperti kemasukan air, serangga lalat , nyamuk dll.Masukknya benda asing ke dalam telinga yaitu ke bagian kanalisaudiotorius eksternus akan menimbulkan perasaaan tersumbat padatelinga, sehingga klien akan berusaha mengeluarkan benda asingtersebut. Namun, tindakan yang klien lakukan untuk mengeluarkan benda asing tersebut sering kali berakibat semakin terdorongnya benda asinr ke bagian tulang kanalis eksternus sehinggamenyebabkan laserasi kulit dan melukai membrane timpani. Akibatdari laserasi kulit dan lukanya membrane timpanai, akanmenyebabkan gangguan pendengaran , rasa nyeri telinga/ otalgiadan kemungkinan adanya risiko terjadinya infeks5.
Pada inspeksi telinga akan terdapat benda asing

4.      Pathofisiologi
Benda asing yang masuk ke telinga biasanya disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, pada anak-anak yaitu faktor kesengajaan dari anak tersebut. Faktor kecerobohan misalnya menggunakan alat-alat pembersih telinga pada orang dewasa seperti kapas, korek api ataupun lidi, serta faktor kebetulan yang tidak disengaja seperti kemasukan air, serangga lalat, nyamuk, dll.
Masuknya benda asing ke dalam telinga yaitu ke bagian kanalisaudiotorius eksternus akan menimbulkan perasaan tersumbat pada telinga, sehingga klien akan berusaha mengeluarkan benda asing tersebut. Namun tindakan yang klien lakukan untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Sering kali berakibat semakin terdorongnya benda asing ke bagian tulang kanalis eksternus sehingga menyebabkan laserasi kulit dan melukai membrane timpani. Akibat dari laserasi kulit dan lukanya membrane timpani, akan menyebabkan gangguan pendengaran, rasa nyeri pada telinga atau kemungkinan adanya resiko terjadinya infeksi.


5.      Pemeriksaan Penunjang
a.         Pemeriksaan dengan otoskopik
Caranya :
ü  bersihkan serumen
ü  lihat kanalis dan membrane timpani interpretasi
ü  warna kemerahan, bau busuk dan bengkak, menandakan adanya infeksi.
ü  Warna kebiruan dan kerucut menandakan adanya tumpukan darah dibelakang gendang.
ü  Kemungkinan gendang mengalami robekan.
b.         Pemeriksaan ketajaman test penyaringan sederhana
ü  lepaskan semua alat bantu dengar
ü  uji satu telinga secara bergiliran dengan cara tutup salah satu telinga
ü  berdirilah dengan jarak 30cm
ü  tarik nafas dan bisikkan angka secara acak (tutup mulut)
ü  untuk nada frekuensi tinggi lakukan dengan suara jernih
Uji ketajaman dengan Garpu Tala Uji Weber
ü  menguji hantaran tulang (tuli konduksi)
ü  pegang tangkai garpu tala, pukulkan pada telapak tangan
ü  letakkan tangkai garpu tala pada puncak kepala pasien
ü  tanyakan pada pasien, letak suara dan sisi paling keras
Interpretasi
o   Normal suara terdengar seimbang (suara terpusat pada tengah kepala)
o   Tuli kondusif : suara akan lebih jelas pada bagian yang sakit (obstruksi otosklerosis,OM) akan menghambat ruang hampa.
o   Tuli sensori neural : suara lateralisasi ke bagian telinga yang lebih baik.
c.         Uji rine
ü  membandingkan konduksi udara dan tulang
ü  pegang garpu tala, pukulkan pada telapak tangan
ü  sentuhkan garpu tala pada tulang prosesus mastoid, apabila bunyi tidak terdengar lagi pindahkan ke depan lubang telinga (2cm)
ü  tanyakan pasien kapan suara tak terdengar (hitungan detik)
ü  ulangi pada telinga berikutnya
interpretasi
o   Normal : terdengar terus suara garpu tala
o   Klien dengan tuli kondusif udara : mendengar garpu tala lebih jelas melalui konduksi tulang (rinne negative)

6.      Penatalaksanaan
·         Ekstrasi benda asing dengan menggunakan pengait atau pinsetatau alligator (khususnya gabah). Pada anak yang tidak kooperatif,sebaiknya dikeluarkan dalam narcose umum, agar tidak terjadi komplikasi pada membrane timapani.
·         Bila benda asing berupa binatang atau serangga yang hidup, harus dimatikan dulu dengan meneteskan pantokain,xylokain,minyak atau alcohol kemudian dijepit dengan pinset.Usaha pengeluaran harus dilakukan dengan hati- hati biasanya dijepit dengan pinset dan ditarik keluar. Bila pasien tidak kooperatif dan beresiko merusak gendang telinga atau struktur-struktur telinga tengah, maka sebaiknya dilakukan anastesi sebelum dilakukan penatalaksanaan. Jika benda asing serangga yang masih hidup, harus dimatikan terlebih dahulu dengan meneteskan larutan pantokain, alcohol,rivanol atau minyak. Kemudian benda asing dikait dengan pinset atau klem dan ditarik keluar. Setelah benda asing keluar, liangtelinga dibersihkan dengan larutan betadin. Bila ada laserasi liang telinga diberikan antibiotik ampisilin selama 3 hari dan analgetik  jika perlu. Benda asing seperti kertas, busa, bunga, kapas, dijepit dengan pinset dan ditarik keluar. Benda asing yang licin dan keras seperti batu, manik-manik, biji- bijian pada anak yang tidak kooperatif dilakukan dengan narkose. Dengan memakai lampu kepala yang sinarnya terang lalu dikeluarkan dengan pengait secara hati-hati karena dapat menyebabkan trauma pada membran timpani.Pengambilan benda asing dari kanalis audiotorius eksternus merupakan tantangan bagi petugas perawatan kesehatan. Banyak  benda asing (misalnya : kerikil, mainan, manik-manik, penghapus)dapat diambil dengan irigasi kecuali ada riwayat perforasi lubang membrana timpani. Benda asing dapat terdorong secara lengkap ke bagian tulang kanalis yang menyebabkan laserasi kulit dan melubangi membran timpani pada anak kecil atau pada kasus ekstraksi yang sulit pada orang dewasa. Pengambilan benda asing harus dilakukan dengan anatesia umum di kamar operasi.

7.      ASUHAN KEPERAWATAN
1.    Pengkajian.
Riwayat masuknya benda asing pada telinga
a.    Tanyakan kepada klien mengenai proses terjadinya peristiwa benda asing masuk ke telinga, apa jenis benda asing yang masuk apakah itu serangga, manik-manik, kerikil dll, tindakan yang sudah dilakukan di rumah. 
b.     Riwayat kesehatan
1)       Keluhan utama saat MRS Penderita biasanya mengeluhkan pendengarannya mulai menurun,nyeri, rasa tidak enak ditelinga.
2)       Riwayat kesehatan masa laluRiwayat kesehtan masa lalu yang berhubungan dengan gangguan pendengaran karena benda asing adalah kebiasaan dan kecerobohan membersihkan telinga yang tidak benar .
3)       Riwayat kesehatan keluarga Meliputi penggambaran lengkap masalah telinga, termasuk infeksi,otalgia, otorea, kehilangan pendengaran. Data dikumpulkan mengenai durasi dan intensitas masalahnya, penyebabnya dan penanganan sebelumnya.
4)       Pemeriksaan Fisik Inspeksi
Inspeksi daun telingaCaranya:
·         Dewasa: ditarik keatas-kebelakang
·         Anak: Kebelakang
·         Bayi: kebawah
Diperhatikan:
 Posisi
Warna
 Ukuran
Bentuk
Kesimetrisan
Seluruh permukaan dan lateral

2.      Diagnosa keperawatan
1.      Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis,fisik,kimia.
2.      Gangguan sensori persepsi (auditor) berhubungan denganperubahan sensori perseptic.
3.      Resiko infeksi berhubungan dengan laserasi kulit dan trouma membran timpanid.
4.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi tentang penyakit pengobatan.

3.      Intervensi keperawatan
     Perencanaan keperawatan Diagnosa Keperawatan
Ø  Tujuan intervensi rasional nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis, fisik ,kimia.Setelah diberikan tindakan keperawatan rasa nyeri pasien dapat berkurang.
Ø  KH : Melaporkan nyeri berkurang atau terkontrol atau Menunjukkan ekspresi wajah atau postur tubuh rileks.
1.      Observasi keluhan nyeri,perhatikan lokasi atau karakter danintensitas skala nyeri (0-10)
2.      Ajarkan tehnik relaksasi progresif,nafas dalam guided imagery.
3.      Kolaborasi : Berikan obat analgetik sesuai indikasi. Dapat mengidentifikasi terjadinya komplikasi dan untuk intervensi selanjutnya.
4.      Membantu klien untuk mengurangi persepsi nyeri atau mengalihkan perhatian klien dari nyeri.
5.      Anjurkan pasien dan kluarga untuk mematuhi program terapi yang diberikan.
6.      Mengetahui tingkat ketajaman pendengaran pasien dan untuk menentukan intervensi selanjutnya.
7.      Membantu untuk menghindari masukan sensori pendengaran yang berlebihan dengan mengutamakan kualitas tenang.pertahankan tehnik aseptik dalam melakukan tindakan.
8.      Kolaborasi : berikan antibiotika infeksi ( kalor,dolor,rubor,tumor dan fungsionalisa)












B.
a. Pemeriksaan dengan Otoskopik Caranya :- Bersihkan serumen- Lihat kanalis dan membran timpaniInterpretasi :- Warna kemerahan, bau busuk dan bengkak menandakan adanyainfeksi- Warna kebiruan dan kerucut menandakan adanya tumpukan darahdibelakang gendang.
 







PATHWAY









kecerobohan
 

kebetulan
 

kesengajaan
 


 


 
• Lakukan penarikan terhadap lobus lunak bagian bawah.2. Diagnosa Keperawatana. Nyeri akut b.d. agen cedera biologis, fisik ,kimia b. Gangguan sensori persepsi (auditori) b.d. perubahan sensori persepsic. Risiko infeksi b.d. laserasi kulit dan trauma membran timpanid. Kurang pengetahuan b.d.kurang terpaparnya informasi tentang penyakit, pengobatan,. Perencanaan KeperawatanDiagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional Nyeri akut b.d. agen cedera biologis, fisik , kimiaSetelah diberikan tindakan keperawatan rasa nyeri pasien dapat berkurang, KH:- Melaporkan nyeri berkurang/ terkontrol.- Menunjukkan ekspresi wajah/ postur tubuh rileks.1. Observasi keluhan nyeri, perhatikan lokasi atau karakter danintensitas skala nyeri (0-10 )2. Ajarkan tehnik relaksasi progresif, nafas dalam guided imagery.3. Kolaborasi: Berikan obat analgetik sesuai indikasi1. Dapat mengidentifikasi terjadinya komplikasi dan untuk intervensi selanjutnya.2. Membantu klien untuk mengurangi persepsi nyeri ataumangalihkan perhatian klien dari nyeri.3. Membantu mengurangi nyeriGangguan sensori persepsi (auditori) b.d. perubahan sensori persepsiSetelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan ketajaman pendengaran pasien meningkat, KH:- Pasien dapat mendengar dengan baik tanpa alat bantu pendengaran, mampu menentukan letak suara dan sisi paling kerasdari garputala, membedakan suara jam dengan gesekan tangan- Pasien tidak meminta mengulang setiap pertanyaan yang diajukankepadanya1. Observasi ketajaman pendengaran, catat apakah kedua telingaterlibat2. Berikan lingkungan yang tenang dan tidak kacau , jika














 






Respon untuk mengeluarkan benda asing
 
                                                                                                                   








 























DAFTAR PUSTAKA

Doenges, E, Marilynn, Mary Frances Moorhause, Alice C. Geissler. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. (Edisi 3). EGC, Jakarta.
Price, A, Sylvia & Lorraine M. Willson. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. (Edisi 4). EGC, Jakarta
Toni Ashadi, (2006). Syok Hipovolemik. (online). Http:// www. Medicastore. Com/med/.detail-pyk. Phd?id. (diakses 12 Desember 2006).